MaulanaZam. Diberdayakan oleh Blogger.

Bagaimana Blog ini menurut Anda ?

Popular Posts

me & wife

me & wife
me & wife

Labels

Selasa, 01 November 2011

Sudahkah Kita Mengenal Allah?

Tidak ada satupun penganut Islam yang ingin disebutkan bahwa dirinya belum mengenal Allah. Entah dia seorang yang taat atau yang memang rajin beribadah. Ini hal yang wajar saja karena sebagai orang yang memiliki keyakinan dalam beragama akan terusik jiwanya jika dirinya diragukan identitas keagamaannya. Namun demikian apakah beragama hanya cukup sebatas identitas saja? Tentu saja tidak. Tuhan yang transeden tidak mudah dipahami oleh akal manusia, jika saja Allah tidak
memberikan petunjukNya kepada manusia, niscaya manusia akan sulit mengenal-Nya.

Memiliki identitas keyakinan bukan jaminan manusia memiliki pemahaman tentang Tuhannya sendiri. Karena untuk mengenal Diri-Nya dibutuhkan pemikiran yang amat mendalam dan Tuhan pun mengizinkan dengan menurunkan petunjukNya. Sebagai referensi atas pembuktian betapa manusia benar-benar belum mengenal Tuhannya, bisa kita lihat di surat Al 'Ankabuut (29) : 63

Dan sesungguhnya jika kamu menanyakan kepada mereka: "Siapakah yang menurunkan air dari langit lalu menghidupkan dengan air itu bumi sesudah matinya?" Tentu mereka akan menjawab: "Allah". Katakanlah: "Segala puji bagi Allah", tetapi kebanyakan mereka tidak memahami (nya).

QS. Luqman [31] : 25

Dan sesungguhnya jika kamu tanyakan kepada mereka: "Siapakah yang menciptakan langit dan bumi?" Tentu mereka akan menjawab : "Allah". Katakanlah: "Segala puji bagi Allah"; tetapi kebanyakan mereka tidak mengetahui.


Menurut pandangan Allah, secara umum manusia belum mengenal Tuhannya dengan baik. Padahal setiap hari menyebut asma Allah, baik ketika berdo’a maupun pada kegiatan ibadah-ibadah yang lain. Hal ini didasarkan atas firman-firman Allah yang menjelaskan bahwa kebanyakan manusia baru sekedar mengenal asma-Nya. 
Kita perhatikan ayat diatas yang diberikan tanda warna merah ; 
Dengan mengatakan “Allah”, jawaban tersebut benar adanya. Tetapi Allah menyorotinya dari sisi pengetahuan dan pemahaman tentang apa yang diucapkan. Apabila pertanyaannya dipertegas dan lazim dikemukakan untuk memahami sesuatu seperti: apa, siapa, dimana dan bagaimana? Tentu jawabannya dilengkapi dengan uraian-uraian yang menjelaskan hal ihwal tentang Allah. Asma-ul husna adalah data-data yang menjelaskan keberadaan Allah.

Kesimpulan dari kedua ayat di atas dijelaskan oleh ayat berikut.

QS. Al Hajj [22] : 74
Mereka tidak mengenal Allah dengan sebenar-benarnya. Sesungguhnya Allah benar-benar Maha Kuat lagi Maha Perkasa.

Dikarenakan keberadaan Allah belum dikenal dan belum dipahami dengan baik, maka akalnya cenderung berprasangka. 

QS. Al An’aam [6] : 91
Dan mereka tidak menghormati Allah dengan penghormatan yang semestinya.....

QS. Az Zumar [39] : 67
Dan mereka tidak mengagungkan Allah dengan pengagungan yang semestinya .....

Kualitas pengenalan manusia kepada Tuhannya (Allah) yang disembah akan berpengaruh terhadap tingkat penghambaannya. Mengesakan Allah dan memurnikan ketaatan kepada-Nya adalah amalan tertinggi dalam ibadah. Hal ini ada kaitannya dengan hadis Nabi Muhammad Saw berikut:

“Barang siapa yang kenal dirinya, maka akan kenal Tuhannya”

Proses manusia mengenal Tuhannya diawali dari mengenal dirinya atau ciptaan secara keseluruhan, karena adanya ciptaan pasti ada yang menciptakan. Berangkat dari mengenali keberadaan ciptaan kemudian menghitung mundur atau mengusut proses demi proses kejadiannya hingga mengenal keberadaan penciptanya.
Apabila hadis tersebut boleh ditambahkan atau dilanjutkan berdasarkan keadaan orang-orang yang belum mengenal Tuhan, maka kalimatnya akan berubah menjadi berikut:

“Barang siapa yang tidak kenal Tuhannya, maka akan lebih dekat kepada kemusyrikan”

Tulisan ini sesungguhnya ingin menggugah kita semua termasuk penulis sendiri, betapa rentannya pengenalan kita terhadap Allah, karena seperti yang sudah dijelaskan diatas, jika seseorang semakin memamahami akan Tuhannya maka akan terbukalah hatinya untuk selalu meningkatkan kualitas ibadahnya, karena dia menyadari betapa kecilnya dirinya dihadapan Allah. Semakin manusia memiliki tingkat kesadaran yang tinggi akan membantu dirinya untuk memposisikan dirinya sebagai hamba yang tidak memiliki upaya jika Allah tidak menolongnya. 
Akhirnya, semoga Allah membukakan ilmu dan pengetahuanNya untuk kita semua sehingga kita dapat mengenal-Nya dengan sebenar-benarnya bertauhid dengan benar.





0 komentar

Posting Komentar