MaulanaZam. Diberdayakan oleh Blogger.

Bagaimana Blog ini menurut Anda ?

Popular Posts

me & wife

me & wife
me & wife

Labels

Senin, 10 Desember 2012

Sepakbola Indonesia, Kecintaan atau Egoisme



Siapa yang tidak suka dengan permainan sepakbola? hampir semua menyukai olahraga ini. Sebagai olahraga yang begitu dicintai oleh orang banyak, wajar saja olahraga ini pernah dijadikan alat sebagai pemersatu bangsa. Atas dasar itu maka dibentuklah organisasi sepakbola di Indonesia yaitu PSSI. Dalam perjalanannya PSSI menghasilkan sejarah yang cukup mengesankan, seperti Timnas pernah merasakan empat besar pada Asian Games tahun 1954 di Manila.

ini sepakbola Indonesia sedang sakit. Tatanan organisasi rusak, sistem kompetisi tidak jelas dan prestasi pun sulit untuk diraih. Apesnya kini sepakbola Indonesia harus siap-siap menerima sanksi dari FIFA. Kegagalan Timnas masuk semifinal piala AFF 2012 adalah cerminan bahwa jika organisasi dan sistem tidak dikelola dengan baik maka hasilnya akan mengecewakan.

Melihat keadaan yang menyedihkan ini maka yang tersisa adalah sebuah pertanyaan, apakah orang-orang yang melibatkan diri dalam kepengurusan sepakbola Indonesia datang dengan kecintaan atau egoisme belaka?. Yang jelas masyarakat sudah gemas melihat tingkah laku mereka.
Saat ini kita berharap kecintaan terhadap dunia sepakbola tidak melibatkan emosional dan egoisme, melainkan keseriusan untuk membenahi olahraga ini untuk keluar dari benang kusut. Kita tunggu apa yang terjadi, jika dunia sepakbola Indonesia tidak ada perbaikan juga dalam waktu dekat, maka kita pun tidak perlu ikut-ikutan emosional karena gemas dan kecewa. Lebih baik kita nikmati dulu  sepakbola luar negeri yang memang jauh lebih memikat sambil tersenyum hambar melihat pelaku-pelaku sepakbola dunia yang “lucu”. Semoga badai ini cepat berlalu…….
Read More

Rabu, 05 Desember 2012

Ancaman Utama Bumi Bukan Kiamat, tetapi Manusia



KOMPAS.com — Belakangan, isu kiamat pada 21 Desember 2012 mengemuka, didasarkan pada interpretasi yang salah akan kalender suku Maya. Isu tersebut membuat sejumlah orang khawatir, bahkan sulit tidur. Badan Penerbangan dan Antariksa Amerika Serikat atau NASA pun kebanjiran surat elektronik yang menanyakan perihal akhir dunia itu.

Merasa perlu mengklarifikasi, NASA membuat tanggapan tentang sebab-sebab kiamat seperti yang beredar di jejaring sosial. Sebab-sebab kiamat di antaranya adalah adanya benda langit yang akan menghantam Bumi dan badai Matahari yang mematikan.

Peneliti Matahari NASA, Lika Guhathakurta, mengatakan bahwa Matahari memang sedang pada puncak aktivitasnya akhir-akhir ini. Badai Matahari memang bisa merusak sistem komunikasi, tetapi sejumlah perangkat telah dikembangkan untuk memberi peringatan. Badai Matahari tak mengancam jiwa manusia secara langsung.

Sementara itu, tentang planet, asteroid atau apa pun yang akan menabrak Bumi, Don Yeomans dari Jet Propulsion Laboratory NASA mengatakan, satu-satunya benda dekat Bumi yang akan melintas dekat adalah asteroid pada 13 Februari 2013. Namun, asteroid melintas pada jarak 6.378 kilometer, takkan menghantam Bumi.

NASA juga menyatakan bahwa isu Bumi akan gelap pada 23-25 Desember 2012 hanyalah isapan jempol. NASA tak pernah mengeluarkan pernyataan tersebut. Sementara itu, kesegarisan semua planet di Tata Surya pada satu waktu yang dikatakan menjadi sebab fenomena itu juga tak mungkin terjadi.

Andrew Fraknoi, astronom di Foothill College, California, mengatakan, lebih baik manusia fokus pada masalah Bumi yang memang sedang dihadapi saat ini, seperti perubahan iklim. Mitzi Adams, pakar Matahari di NASA, juga menyetujuinya.

"Ancaman terbesar Bumi pada tahun 2012, pada akhir tahun ini dan di masa depan, adalah dari ras manusia itu sendiri," kata Adams, seperti dikutip Livescience, Rabu (28/11/2012). Jika manusia tak berubah, perubahan iklim tak terelakkan,  kepunahan banyak spesies makhluk hidup niscaya terjadi. 

Sumber :
LiveScience
Editor :
yunan
Read More

Menyambut Kurikulum 2013

 Wacana yang berkembang di masyarakat terkait Kurikulum 2013 sangat marak. Ada berbagai persepsi dan kritik yang berkembang dan perlu dihargai sebagai bagian dari proses pematangan kurikulum yang sedang disusun.

Terlepas dari cemooh ”ganti menteri ganti kurikulum”, kurikulum memang harus senantiasa berubah seiring perubahan dalam berbagai bidang kehidupan. Kritik dari kalangan industri justru diarahkan pada keengganan dunia pendidikan untuk merespons perubahan dalam masyarakat dan mentransformasi diri.

Selama era reformasi, ini adalah ketiga kalinya kurikulum ditelaah dan dikembangkan dalam skala nasional setelah Rintisan Kurikulum Berbasis Kompetensi 2004 dan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan 2006. Publik sedang menantikan perubahan seperti apa dan apa yang akan ditawarkan dalam kurikulum baru serta dampak apa yang bisa diharapkan pada keluaran sistem pendidikan ke depan, sebagai akibat dari intervensi pemerintah melalui pengembangan kurikulum ini.

Substansi perubahan

Yang ramai diperbincangkan di media massa terkait perubahan kurikulum adalah pengurangan mata pelajaran dan penambahan jam belajar. Secara mendasar, ada empat elemen perubahan dalam Kurikulum 2013, yakni Standar Kompetensi Lulusan, Standar Isi (kompetensi inti dan kompetensi dasar), Standar Proses, dan Standar Penilaian.

Penyempurnaan Standar Kompetensi Lulusan memperhatikan pengembangan nilai, pengetahuan, dan keterampilan secara terpadu dengan fokus pada pencapaian kompetensi. Pada setiap jenjang pendidikan, rumusan empat kompetensi inti (penghayatan dan pengamalan agama, sikap, keterampilan, dan pengetahuan) menjadi landasan pengembangan kompetensi dasar pada setiap kelas. Perubahan Standar Isi dari kurikulum sebelumnya yang mengembangkan kompetensi dari mata pelajaran menjadi fokus pada kompetensi yang dikembangkan menjadi mata pelajaran melalui pendekatan tematik-integratif (Standar Proses).

Perubahan pada Standar Proses berarti perubahan strategi pembelajaran. Guru wajib merancang dan mengelola proses pembelajaran aktif yang menyenangkan. Peserta didik difasilitasi untuk mengamati, menanya, mengolah, menyajikan, menyimpulkan, dan mencipta.

Perubahan Struktur Kurikulum telah memancing reaksi pro-kontra terkait pengintegrasian mata pelajaran IPA dan IPS dalam mata pelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKn), Bahasa Indonesia, dan Matematika pada jenjang SD. Integrasi kompetensi dasar yang biasanya diwadahi dalam mata pelajaran IPA dan IPS ke dalam mata pelajaran Matematika dan Bahasa Indonesia menuntut guru terus mengembangkan kompetensi profesional dan pedagogi mereka agar proses pembelajaran tematik-integratif bisa mengantar peserta didik mencapai standar kompetensi lulusan.

Sebagai bagian penting dalam rangkaian desain kurikulum, Standar Penilaian pun seyogianya berubah pula di kemudian hari. Penilaian yang mengukur hanya hasil pencapaian kompetensi harus bergeser menjadi penilaian otentik yang mengukur kompetensi sikap, keterampilan, serta pengetahuan berdasarkan hasil dan proses.

Pengembangan Kurikulum 2013 ini merupakan pekerjaan besar yang melibatkan banyak orang, mulai dari Wakil Presiden, para birokrat Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan serta kementerian lain yang terkait, akademisi, budayawan, agamawan, ilmuwan, pengembang kurikulum, dan guru.

Proses pengembangan kurikulum

Proses panjang dan intensif dalam pengembangan Kurikulum 2013 meramu dan mengolah Standar Kompetensi Lulusan, Standar Isi, Standar Proses, dan Standar Penilaian. Tentu saja adu argumentasi di antara anggota tim pengarah, tim inti, dan tim teknis pengembangan selama proses tidak bisa dihindari dan justru memperkaya dan mematangkan desain kurikulum yang baru.

Selanjutnya, rangkaian kegiatan uji publik yang sudah dijadwalkan mulai dari Kamis, 29 November, dan selama bulan Desember 2012 di sejumlah kota diharapkan bisa melibatkan para pemangku kepentingan dan menampung berbagai aspirasi dari masyarakat. Dalam era demokrasi, partisipasi dan keterlibatan publik akan meningkatkan rasa kepemilikan terhadap kurikulum baru ini.

Rasa kepemilikan ini akan mendorong keberhasilan pencapaian tujuan kurikulum dengan lebih efektif dibandingkan dengan imposisi dari otoritas pendidikan terhadap satuan pendidikan dan masyarakat. Tentu saja, rancangan Kurikulum 2013 tidak mungkin memuaskan semua pihak secara optimal. Demikian pula, tidak semua anggota masyarakat yang mempunyai aspirasi terhadap sistem pendidikan nasional bisa dilibatkan dalam kegiatan uji publik. Di negara yang sedang memperjuangkan dan memelihara demokrasi, ada banyak saluran penyampaian aspirasi di luar kegiatan uji publik.

Kecemasan dan kritik lewat media massa bisa dianggap sebagai bentuk kepedulian dan keterlibatan masyarakat terhadap sistem pendidikan nasional. Masukan yang diharapkan dari publik mencakup— tetapi tidak terbatas pada—perspektif tentang kompetensi inti yang melandasi penjabaran kompetensi dasar pada setiap jenjang, struktur kurikulum, pengintegrasian IPA dan IPS pada jenjang SD, penambahan jam belajar, penghapusan penjurusan di SMA, serta optimalisasi potensi keberhasilan kurikulum.

Dalam teori kurikulum, keberhasilan suatu kurikulum merupakan proses panjang, mulai dari kristalisasi berbagai gagasan dan konsep ideal tentang pendidikan, perumusan desain kurikulum, persiapan pendidik dan tenaga kependidikan serta sarana dan prasarana, tata kelola pelaksanaan kurikulum—termasuk pembelajaran —dan penilaian pembelajaran dan kurikulum. Dalam konteks ini, keberhasilan ditentukan oleh komitmen pemegang otoritas pendidikan di tingkat daerah, pengembangan kapasitas guru, dan desain penilaian belajar siswa.

Apakah Kurikulum 2013 ini akan memenuhi harapan masyarakat dan berperan dalam peningkatan mutu pendidikan di Indonesia? Masih perlu komitmen dan kerja keras para pembuat kebijakan dan pemegang otoritas pendidikan di tingkat nasional dan daerah, kepercayaan dan dukungan para pemangku kepentingan.


Anita Lie Anggota Tim Inti Pengembangan Kurikulum; Guru Besar Unika Widya Mandala, Surabaya

 
Sumber :
Kompas Cetak
Editor :
Caroline Damanik
Read More

"Bukannya Benahi Guru, Malah Utak-atik Kurikulum..."

 
Perubahan kurikulum yang kini telah memasuki tahapan uji publik tidak akan pernah lepas dari masalah peningkatan kualitas guru. Pasalnya, guru di lapangan nyaris selalu jadi kambing hitam dari kegagalan berbagai kurikulum yang ditetapkan oleh pemerintah.

Praktisi pendidikan, Romo Benny Susetyo, mengatakan bahwa jika pemerintah berniat untuk memperbaiki kualitas pendidikan di Indonesia maka sebaiknya peningkatan kualitas guru menjadi target utama yang dilakukan bukan malah merombak secara keseluruhan kurikulum yang belum sepenuhnya mencapai tujuan.

"Yang pertama itu benahi guru bukan malah mengutak-atik kurikulum. Saya rasa pemerintah juga tahu kalau hampir 80 persen guru di Indonesia kualitasnya masih rendah," kata Benny, saat jumpa pers di Kantor Indonesia Corruption Watch (ICW), Jalan Kalibata Timur, Jakarta, Rabu (5/12/2012).

Ia menyayangkan bahwa peningkatan kualitas guru yang harusnya menjadi prioritas justru dikesampingkan oleh pemerintah. Hal ini terbukti dengan sedikitnya pelatihan yang diterima oleh para guru di seluruh Indonesia. Padahal semestinya pelatihan yang berfungsi untuk memperbaiki kualitas guru ini dilaksanakan secara berkala.

"Harusnya kan pelatihannya rutin. Ini guru sudah bertahun-tahun hanya sekali melakukan training," ujar Benny.

Sekretaris Jenderal Federasi Serikat Guru Indonesia (FSGI), Retno Listyarti, membenarkan bahwa pemerintah tidak pernah sungguh-sungguh meningkatkan kualitas guru. Ini terbukti dari survei yang dilakukan pihaknya pada guru-guru yang tersebar di 20 daerah. Dari survei tersebut, sebanyak 62 persen guru Sekolah Dasar (SD) tidak pernah mendapat pelatihan.

"Bayangkan saja itu. Padahal perubahan kurikulum paling besar ada di tingkat dasar. Tapi pelatihannya justru paling minim," jelas Retno.

"Minimnya pelatihan ini jugaa terbukti, guru di daerah pelosok sudah 33 tahun tidak pernah ikut pelatihan. Untuk kota besar, rata-rata dalam lima tahun hanya sekali pelatihan," imbuhnya.

Sementara itu, Uji Kompetensi Guru (UKG) yang selalu disebut oleh pemerintah sebagai salah satu instrumen peningkatan kualitas guru tidak memiliki dampak yang signifikan. Menurutnya, UKG sendiri hanya sekadar menegaskan dan memperjelas bahwa kualitas guru di Indonesia memang masih rendah.

"Jadi bukan terus menjadi solusi dan langkah untuk peningkatan kualitas guru. Jatuhnya hanya membenarkan bahwa kualitas guru di Indonesia memang banyak yang rendah," ungkapnya.

Beberapa waktu lalu, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Mohammad Nuh, mengatakan bahwa guru yang mengikuti kurikulum bukan sebaliknya. Pasalnya, jika menunggu peningkatan kualitas guru maka tak akan ada perubahan kurikulum yang harusnya terjadi mengikuti perkembangan zaman.

"Bukan kurikulum yang menyesuaikan guru tapi sebaliknya. Kalau menunggu guru, mau kapan kurikulum diubah sedangkan perkembangan zaman tidak menunggu," ujar Nuh.
 
Editor :
Caroline Damanik
Kompas.com
Read More

Selasa, 04 Desember 2012

Jika Kita dan Saingan Sama-Sama Berdoa, Lalu Siapa Yang Akan Dimenangkan Oleh Tuhan?

Sebagai orang yang beragama, tentu dalam segala aktivitasnya manusia tidak lupa untuk selalu berdoa kepada Tuhan. Psikologinya, dorongan itu akan selalu muncul karena kesadaran atas dirinya yang merasa lemah dan memerlukan bantuan dari Yang Maha Kuasa. Bahkan untuk ukuran manusia yang tidak taat sekalipun ada getaran dihatinya bahwa sesungguhnya dia membutuhkan Tuhan untuk membantunya, walaupun getaran itu lemah.

Mencermati saat posisi kita sedang  berusaha, bekerja, berlomba atau berkompetisi, nyatanya tidak hanya diri kita saja yang berdoa untuk memohon kepada Tuhan, para pesaing, teman dan lawan kita pun sama-sama berdoa memohon untuk dimudahkan usahanya. Inilah sebuah realitas, Nah pertanyaannya adalah jika kita semua sama-sama berdoa kepada Tuhan, lalu siapakah yang akan dimenangkan oleh Tuhan? Kita atau pesaing kita? Atau yang paling banyak berdoa dan ibadahnya kepada Tuhan?

Mari kita pahami kalimat Tuhan: "..... Sesungguhnya Allah tidak merobah keadaan sesuatu kaum sehingga mereka merobah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri..." Ar Ra'ad : 11
Adalah hal yang baik bagi kita jika setiap langkah dan pekerjaan kita selalu diliputi dengan rasa bergantung kepada Tuhan. Sebuah hadits mengatakan bahwa doa adalah senjata bagi orang yang beriman. Namun demikian kita jangan lupa bahwa Tuhan tidak akan merubah suatu keadaan manusia, jika manusia itu sendiri tidak berusaha keras untuk merubah kondisinya dari keadaan yang buruk menjadi keadaan yang lebih baik lagi. Artinya setiap aktifitas dan usaha yang kita lakukan selain harus berdoa, Tuhan pun memerintahkan untuk selalu berusaha dan bekerja keras. Tidak mungkin Tuhan akan merubah hamba-Nya yang selalu berdo'a tapi malas dalam bekerja.Siapa perjuangannya yang lebih baik maka dialah yang akan menjadi pemenangnya.

Pemahaman ini pada akhirnya membawa kepada kita bahwa sesungguhnya persaingan itu adalah hal yang lumrah dan biasa. Adanya persaiangan justru akan meningkatkan kreatifitas seseorang menjadi lebih meningkat lagi. Hal yang paling baik bagi kita adalah jadikanlah persaingan itu sebagai motivasi untuk menjadi yang terbaik. Kita harus pandai-pandai mengelola situasi yang penuh dengan persaingan dari berbagai aspek kehidupan.

Permasalahan akan timbul manakala kita menganggap bahwa pesaing adalah beban buat kita, jika sudah demikian maka hal ini hanya akan membuat mental kita menjadi lemah saja. Akibatnya kita tidak bisa menikmati situasi tersebut dan akan memandulkan kreatifitas diri sendiri. Banyak orang yang gagal karena meratapi betapa banyak persaingan yang harus dia hadapi tanpa melakukan apa-apa agar bisa memenangkan persaingan tersebut.

Selalu melakukan inovasi dan perubahan ke arah yang lebih baik akan membawa diri kita kepada puncak keberhasilan. Ini lah yang dimaksud oleh Tuhan, berubahlah dan gerakkanlah tangan kita agar keadaan kita berubah menjadi lebih baik. Dan jangan lupa dalam segala aktifitasnya kita selalu berdoa kepada Tuhan agar kita dimudahkan dan diberi kemampuan untuk mengerjakan tugas-tugas dalam kehidupan kita.

Pada akhirnya bisa disimpulkan hanya orang-orang berdoa dan bekerja keras saja yang akan memenangkan persaingan. Dengan kreatifitas dan penguasaan skill maka persaingan akan dimenangkan. Sementara orang-orang yang berdoa tapi selanjutnya bertopang dagu dengan tidak melakukan apa-apa, Tuhan pun akan sulit memenuhi keinginannya. Ini adalah sebuah sebab dan akibat. Maka jadilah orang yang bertakwa kepada Allah dan bekerja keras untuk hidupnya sekaligus bermanfaat untuk orang lain.
Read More