Sesungguhnya apa yang hendak kita capai dalam hidup ini? Kekayaankah,
kedudukan atau martabat agar kita dihormati dan dielu-elukan oleh orang
lain? Ternyata memang banyak orang yang mengejar hal yang demikian.
Mereka akan terus mengejar sampai mereka menemukan puncak kepuasan
materi. Namun jika ingin jujur, adakah kebahagiaan dari puncak kepuasan
yang mereka kejar?. Jika kita mau menanyakan kedalam hati nurani kita,
justru kegelihan dan kegundahan yang selalu menyelimuti diri manusia.
Mereka hanya berpura-pura dalam kesenangan duniawiyah, seakan-akan
mereka mendapatkan kebahagiaan abadi. Tetapi sesungguhnya tidak.
Baru-baru
ini dikabarkan oleh petinggi kepolisian di suatu propinsi bahwa di
daerahnya tahun ini korupsi meningkat tajam. Sungguh edan, berbagai
upaya telah dilakukan oleh negara ini, tetapi rupanya koruptor tidak
kalah lihai dalam mensiasati agar mereka mampu melakukan apa yang
dimauinya.
Tetapi tanyakanlah kepada mereka, apakah mereka bahagia
dengan apa yang diperolehnya?. Ada yang hilang di negara ini sehingga
korupsi seakan betah dan tak pernah mau pergi, yaitu hilangnya hati
nurani. Sekarang kepuasan materi bisa menghilangkan hati seseorang demi
mencari kesenangan. Sungguh ini kondisi yang amat memprihatinkan sekali.
Masih adakah tempat untuk Tuhan di hati kita? Betapa mudahnya kita
melupakan Tuhan padahal sesungguhnya Dia Maha Mengetahui gerak gerik
kita.
Beginilah jika agama saat ini hanya sebagai simbol tanpa
menjalankan ajarannya dengan benar-benar. Yang terjadi adalah rusaknya
tatanan nilai-nilai kehidupan yang sudah diajarkan oleh ajaran agama.
Degradasi moral adalah taruhannya. Dan kedepan kehidupan manusia tidak
akan lebih baik, jika manusia tidak pernah mau belajar untuk sesaat saja
untuk merenungkan dari apa yang telah mereka perbuat.
0 komentar
Posting Komentar