memberikan petunjukNya kepada manusia, niscaya manusia akan sulit mengenal-Nya.
Memiliki identitas keyakinan bukan jaminan manusia memiliki pemahaman tentang Tuhannya sendiri. Karena untuk mengenal Diri-Nya dibutuhkan pemikiran yang amat mendalam dan Tuhan pun mengizinkan dengan menurunkan petunjukNya. Sebagai referensi atas pembuktian betapa manusia benar-benar belum mengenal Tuhannya, bisa kita lihat di surat Al 'Ankabuut (29) : 63
Dan sesungguhnya jika kamu menanyakan kepada mereka:
"Siapakah yang menurunkan air dari langit lalu menghidupkan dengan air itu
bumi sesudah matinya?" Tentu mereka akan menjawab: "Allah".
Katakanlah: "Segala puji bagi Allah", tetapi kebanyakan mereka tidak
memahami (nya).
QS. Luqman [31] : 25
Dan sesungguhnya jika kamu tanyakan kepada mereka:
"Siapakah yang menciptakan langit dan bumi?" Tentu mereka akan
menjawab : "Allah". Katakanlah: "Segala puji bagi Allah";
tetapi kebanyakan mereka tidak mengetahui.
Menurut pandangan Allah, secara umum manusia belum mengenal Tuhannya dengan
baik. Padahal setiap hari menyebut asma Allah, baik ketika berdo’a maupun pada
kegiatan ibadah-ibadah yang lain. Hal ini didasarkan atas firman-firman Allah
yang menjelaskan bahwa kebanyakan manusia baru sekedar mengenal asma-Nya.
Kita perhatikan ayat diatas yang diberikan tanda warna merah ;
Dengan mengatakan
“Allah”, jawaban tersebut benar adanya. Tetapi Allah menyorotinya dari sisi
pengetahuan dan pemahaman tentang apa yang diucapkan. Apabila pertanyaannya
dipertegas dan lazim dikemukakan untuk memahami sesuatu seperti: apa, siapa, dimana dan
bagaimana? Tentu jawabannya dilengkapi dengan uraian-uraian yang menjelaskan
hal ihwal tentang Allah. Asma-ul husna adalah data-data yang menjelaskan
keberadaan Allah.
Kesimpulan dari kedua ayat di atas dijelaskan oleh ayat berikut.
QS. Al Hajj [22] : 74
Mereka tidak mengenal Allah dengan sebenar-benarnya.
Sesungguhnya Allah benar-benar Maha Kuat lagi Maha Perkasa.
Dikarenakan keberadaan Allah belum dikenal
dan belum dipahami dengan baik, maka akalnya cenderung berprasangka.
QS. Al An’aam [6] : 91
Dan mereka tidak menghormati Allah dengan penghormatan
yang semestinya.....
QS. Az Zumar [39] : 67
Dan mereka tidak mengagungkan Allah dengan pengagungan
yang semestinya .....
Kualitas pengenalan manusia kepada Tuhannya (Allah) yang disembah akan
berpengaruh terhadap tingkat penghambaannya. Mengesakan Allah dan memurnikan
ketaatan kepada-Nya adalah amalan tertinggi dalam ibadah. Hal ini ada kaitannya
dengan hadis Nabi Muhammad Saw berikut:
“Barang siapa yang kenal dirinya, maka akan kenal
Tuhannya”
Proses manusia mengenal Tuhannya diawali dari mengenal dirinya atau ciptaan
secara keseluruhan, karena adanya ciptaan pasti ada yang menciptakan. Berangkat
dari mengenali keberadaan ciptaan kemudian menghitung mundur atau mengusut
proses demi proses kejadiannya hingga mengenal keberadaan penciptanya.
Apabila hadis tersebut boleh ditambahkan atau dilanjutkan berdasarkan
keadaan orang-orang yang belum mengenal Tuhan, maka kalimatnya akan berubah
menjadi berikut:
“Barang siapa yang tidak kenal Tuhannya, maka akan lebih
dekat kepada kemusyrikan”
Tulisan ini sesungguhnya ingin menggugah kita semua termasuk penulis sendiri, betapa rentannya pengenalan kita terhadap Allah, karena seperti yang sudah dijelaskan diatas, jika seseorang semakin memamahami akan Tuhannya maka akan terbukalah hatinya untuk selalu meningkatkan kualitas ibadahnya, karena dia menyadari betapa kecilnya dirinya dihadapan Allah. Semakin manusia memiliki tingkat kesadaran yang tinggi akan membantu dirinya untuk memposisikan dirinya sebagai hamba yang tidak memiliki upaya jika Allah tidak menolongnya.
Akhirnya, semoga Allah membukakan ilmu dan pengetahuanNya untuk kita semua sehingga kita dapat mengenal-Nya dengan sebenar-benarnya bertauhid dengan benar.
0 komentar
Posting Komentar