Para Jutawan ini Mau Membayar Pajak Lebih Tinggi
http://socyberty.com/history/admirable-these-millionaires-want-to-pay-higher-taxes/
Ya,
tidak salah, para orang kaya ini mendatangi parlemen, dan berjuang
supaya bisa membayar pajak lebih tinggi. Warren Buffet adalah salah satu
pelopor gerakan ini. Dia mengatakan walau pajak yang dia bayarkan
sangat besar, itu cuma sekitar 17% dari penghasilannya, sedangkan kelas
menengah membayar pajak sebesar 30% dari penghasilannya.
Saya
berpikir kalau semua orang super kaya di Indonesia punya inisiatif
seperti ini, pasti negara ini akan mengalami perubahan. Alih-alih kita
malah mendengar bahwa orang kaya Indonesia mengemplang pajak. Kasus
Gayus Tambunan membuka mata betapa bobroknya moral sebagian bangsa kita.
Belum lagi yang namanya pengemplang dana BLBI dan memarkirnya ke negara
lain yang kemudian jadi kaya raya. Ada juga yang memindahkan uangnya
yang besar ke negara lain untuk menghindari pajak. Tidak sadarkah mereka
uang yang mereka kemplang dan mereka nikmati menghasilkan penderitaan
yang besar bagi jutaan rakyat Indonesia yang miskin? Enakkah mereka
menikmati harta yang mengakibatkan penderitaan orang banyak?
Pernah
saya menulis di suatu blog bahwa Indonesia bisa saja membuat beberapa
kota seperti Singapore (bila mau), tetapi Singapore tidak bisa membuat
tanahnya kaya timah seperti Pulau Bangka, … langsung ada yang
berkomentar katanya saya mimpi. Setelah saya pikir betul juga ya, ini
mimpi, bukan karena bangsa ini tidak bisa, tapi TIDAK MAU. Mental bobrok
adalah penyebabnya.
Saya dengar Singapore menyuap oknum-oknum
tertentu supaya pelabuhan Jakarta (atau bisa saja pelabuhan lain seperti
Medan, Surabaya, Semarang dan banyak lagi) jangan pernah dibangun
menjadi pelabuhan besar berkelas seperti Singapore, sebab kalau
kapal-kapal kita tidak lewat Singapore, ini akan mengurangi pendapatan
mereka. Jadi Singapore makin kaya, kita tetap miskin dan tetap membayar
Singapore supaya mereka lebih kaya lagi.
Malaysia sudah punya hub-port di Port Klang, mana hub-port Indonesia?
Kelihatanya mimpi pun saya sudah tidak sanggup lagi…(Red. Eunice)
0 komentar
Posting Komentar