Langkah-langkah
cepat dan cerdas Ilmu
pengetahuan dan sains yang mengagumkan ternyata
memberikan dampak bagi berbagai dimensi
kehidupan, salah satunya adalah dimensi agama. Ter-erosinya nilai-nilai agama diantara perubahan sistem sosial yang cepat, adalah konsekuensi yang
tidak terhindarkan. Era modernisasi, sebagai mahkotanya ilmu pengetahuan dan teknologi, lebih
diminati sebagai style
life daripada nilai-nilai religius yang selama ini diusahakan
untuk selalu dipertahankan. Pemisahan antara nilai-nilai luhur dengan
style yang berkembang menciptakan sistem sosial baru yang
berefek bagi pergeseran perilaku, etika dan moralitas.
Pada akhirnya posisi institusi agama termasuk
Islam mengalami perubahan dalam pandangan manusia. Agama bukan lagi dianggap
sebagai nilai-nilai yang perlu diikuti, karena life style pada peradaban modern
saat ini lebih menarik dan sexy untuk diikuti.
Tentu saja melihat realitas yang ada membuat
elemen-elemen agama dalam hal ini menjadi lebih sulit. Ia harus lebih kreatif
menawarkan ide-ide dan pemikiran-pemikiran yang tidak kaku dan monoton, karena
pola-pola pengetahuan saat ini sangat luar biasa. Oleh karenanya pemikiran-pemikiran
Islam harus mampu menggoda manusia untuk kembali menekuni ilmu-ilmu beragama
yang akan mengantarkan manusia pada proses kehidupan manusia yang sebenarnya.
Sebenarnya berkembangnya ilmu pengetahuan dan
teknologi merupakan peluang bagi Islam untuk lebih kreatif menyampaikan apa
yang menjadi ajarannya. Sebagai hamba yang yakin kita harus mengerti persis
bahwa segala sesuatu yang ada di alam semesta ini adalah milik Allah, begitu
juga ilmu pengetahuan dan teknologi, tentu itu juga berasal dari ilmu Allah.
Artinya, ke-paranoidan terhadap ilmu pengetahuan dan teknologi tidak perlu sampai terjadi, karena
yakinlah masih terdapat variabel kearifan ilmiah yang bisa dijadikan fokus untuk dimanfaatkan dalam pengembangan
pemahaman tentang agama, dan khususnya lagi
tentang Tuhan. Banyaknya ayat-ayat Al-Qur’an yang sarat dengan perintah
ilmiah memberikan peluang kepada ilmu pengetahuan dan teknologi untuk memainkan
peranannya sebagai alat untuk memperluas pengetahuan dalam mengenal Tuhan.
Ini menjadi
sebuah bukti, bahwa pada dasarnya ilmu
pengetahuan dan teknologi tidak perlu diposisikan pada
posisi yang berseberangan, seperti halnya ilmuwan melakukannya. Bagi Islam,
ilmu pengetahuan merupakan instrumen strategis dan proses standar bagi penganutnya dalam mengkualitaskan
ibadah, sikap dan akhlaknya. Sebagaimana yang dijelaskan oleh Al-Qur’an :
Wahai bapakku, sesungguhnya telah datang kepadaku sebahagian ilmu
pengetahuan yang tidak datang kepadamu, maka ikutilah aku, niscaya aku akan
menunjukkan kepadamu jalan yang lurus. QS. Maryam (19 : 43)
Sayangnya di era
modernitas ini, dimana perkembangan intelektual yang semakin bernilai dan
diharapkan sebagai panglima dari
pencerahan dimensi agama,
ternyata belum cukup menjadi fasilisator yang baik bagi berkembangnya kualitas
pemahaman terhadap agama. Mengapa? Karena
manusia telah larut dengan kenikmatan duniawiyah yang melenakan manusia.
Sehingga kehidupan modern hasil dari perwujudan Iptek melalaikan manusia dari
nilai-nilai yang perlu dipahami dan diikuti.
Amat disayangkan jika kedinamisan Ilmu
pengetahuan dan Teknologi tidak dimanfaatkan untuk sarana memahami nilai – nilai ke islaman.
Seperti yang sudah sering terjadi betapa banyak diantara ilmuwan mengakui
kebenaran Al-Qur’an melalui pengamatan ilmu pengetahuan dan teknologi.
Seharusnya hal ini menjadi pendorong dan penyemangat bagi umat untuk lebih
mendalami Islam sebagai tuntutan hidupnya.
Dengan latar belakang
ini, penulis menyadari bahwa tidak mudah memang
bagi kita untuk memahami Islam,
sekaligus dipraktekkan dalam kehidupan
kita sehari-hari. Banyak variabel-variabel atau dinding-dinding tebal yang
sulit ditembus.
Sederhananya sebenarnya dinding itu bernama “pengaruh duniawiyah” dan “bisikan
Iblis” yang mampu melenakan manusia dari garis-garis kebenaran yang diajarkan
oleh Tuhan.
Dan pengaruh ini bisa kita kikis jika
menyadari bahwa kehidupan duniawiyah itu tdaklah bersifat kekal.Ia hanya sementara
dan akan kita tinggal ketika ajal menemui kita. Tentu jangan sampai terlupakan
permohonan pertolongan kepada Tuhan akan kekuatan untuk mengikis pengaruh
tersebut. Karena tanpa pertolongan-Nya manusia akan sulit melepaskan diri dari
godaan-godaan yang menggelitik hasrat manusia. Sebagai ikhtiarnya kita harus
selalu ingat bahwa ilmu pengetahuan dan teknologi bukan saja sebagai alat untuk
memudahkan dan memodernisasi kehidupan manusia, tetapi lebih dari itu justru
dapat mendekatkan dirinya kepada Maha Pencipta. Maka gunakanlah ilmu
pengetahuan dan Teknologi sebagai alat riset dan teman bagi akal untuk memahami
keilmiahan Islam.
0 komentar
Posting Komentar