Rencana pemerintah menaikkan BBM di respon dengan cepat oleh
berbagai lapisan masyarakat. Ada yang mendukung, namun banyak juga yang
tidak setuju dengan kenaikan BBM ini. Tentu kenaikan BBM ini akan
berdampak efek domino, yang mana akan di ikuti dengan kenaikkan
harga-harga yang lain seperti harga sembako dan kebutuhan rumah tangga.
Atas dasar ini pula masyarakat keberatan dengan rencana pemerintah untuk
menaikkan harga BBM.
Sejauh ini kita mendengar hal yang menjadi dasar alasan dinaikkannya
harga BBM adalah untuk menyelamatkan fiskal, APBN dan perekonomian tanah
air. Disamping itu dikhawatirkan target-target pemerintah tidak akan
tercapai jika tidak segera mengoreksi APBN 2013.
Benarkah demikian? apapun itu rencana ini telah mendapatkan reaksi keras
dari masyarakat. Mereka mengecam pemerintah yang tidak memperhatikan
nasib rakyatnya. Realitas yang ada saat ini saja harga-harga kebutuhan
rumah tangga sudah naik duluan sebelum kenaikkan BBM, dan kita tahu
pemerintah tidak mudah untuk mengendalikan harga pasar yang sering
berlaku liar.
Atas dasar ini masyarakat melakukan unjuk rasa agar pemerintah
mengurungkan niatnya. Dari kaum buruh sampai mahasiswa turun ke jalan
melakukan aksinya menolak kenaikkan BBM. Tidak hanya di ibukota, di
beberapa daerah penolakan harga bahan bakar minyak (BBM) masih terus
berlanjut.
Namun amat disayangkan demo yang seharusnya berjalan tertib karena
pelakunya adalah mahasiswa yang nota bene merupakan kaum intelektual,
tetapi yang terjadi cara-cara mereka sama sekali tidaklah cerdas. Kita
dengan mudah melihat aksi-aksi kekerasan yang diperlihatkan yang justru
malah membuat warga tidak menjadi simpati dengan aksi mereka.
Melalui informasi media massa kita ketahui demo mahasiswa menentang
kenaikan Bahan Bakar Minyak (BBM) menyebabkan kerusakan fasilitas umum
hingga menelan kerugian ratusan juta rupiah. Di Medan saja, Demo ini
telah menghancurkan Trafick Light I (TL) yang tentu ini dibiayai oleh
uang rakyat juga.
Demo anarkis semacam ini perlu dievaluasi karena merugikan negara juga,
jangan sampai tujuan untuk memperjuangkan kepentingan rakyat justru
mengorbankan aset-aset negara yang diperuntukkan buat rakyat. Apakah ini
bukan naif namanya.
Mari kita belajar dan tunjukkan bahwa kita adalah bangsa yang
bermartabat bukan barbar yang mengedepankan ego kita dan memaksakan
keinginan kita melalui hawa nafsu yang merusak. Pilihan-pilihan cerdas
sudah harus menjadi panglima bagi kita untuk menyampaikan aspirasi yang
memperjuangkan kepentingan rakyat tanpa merugikan rakyat.
0 komentar
Posting Komentar