Indonesia ? Coba simak
apa yang sedang dibicarakan oleh anak-anak muda ketika mereka berkumpul
membicarakan negaranya sendiri. Mereka cenderung apriori dan bernada
minor. Apa sebab? Karena sesungguhnya mereka tidak menyadari betapa
besarnya potensi dan kuatnya ekonomi kita.
Kita harus lebih terbuka
lagi bagi akses-akses informasi yang positif tentang bangsa kita
sendiri, karena kita harus mempunyai keyakinan dan harapan bahwa bangsa
ini mempunyai masa depan yang lebih baik lagi. Kalau saja Jepang dan
Singapura yang negaranya memiliki keterbatasan sumber daya alam bisa
menjadi negara maju mengapa kita tidak?. Kuncinya adalah perubahan
mindset dan kultur jika bangsa Indonesia ingin merubah menjadi bangsa
yang lebih besar lagi, dan itu pasti bisa.
Saat ini banyak kalangan yang hanya mengetahui bahwa Indonesia
menawarkan populasi besar dan kekayaan sumber daya alam. Hanya sedikit
yang memahami bagaimana cepat bangsa ini berkembang. Negara dengan
perekonomian peringkat ke-16 terbesar di dunia dan masih bertumbuh
dengan cepat.
Pada tahun 2030, Indonesia diprediksi bisa menjadi peringkat 7 ekonomi terbesar di dunia, menyalip Jerman dan Inggris. Masuknya
Indonesia ke dalam kelompok G20 (pemain-pemain utama perekonomian
dunia) menunjukkan bangsa ini cukup diperhitungkan. Maka amat wajarlah
jika negara-negara tetangga kita seperti Singapur dan Malaysia merasa
iri karena mereka bukan bagian dari kelompok G20. Namun demikian
Indonesia jangan terlena karena sesungguhnya diantara kelompok G20 ini,
cadangan devisa Indonesia termasuk yang terkecil dan saat ini masih
terjebak dengan pembayaran hutang yang sangat besar. Untuk
memenuhi target ambisius pertumbuhan dan menarik investasi
internasional, Indonesia harus berbuat lebih banyak. Indonesia harus
bekerja keras dan sangat membutuhkan 113 juta tenaga terlatih jika
keinginan tersebut tercapai. Saat ini tenaga terlatih yang tersedia baru
sekitar 50 juta orang. Perlu social engginering yang lebih besar yang
perlu dikerjakan oleh pemerintah.
Saat krisis melanda
Indonesia pada tahun 1998 pondasi yang sudah dibangun oleh bangsa ini
serta merta runtuh. Harga diri bangsa ini pun dipandang sebelah mata
oleh negara-negara tetangga. Dan tidak sedikit dari kita sendiri
memandang pesimis atas masa depan bangsa ini, bahkan sampai saat ini pun
masih demikian. Kini setelah 14 tahun pandangan kita haruslah lebih
terbuka lagi. Pada saat krisis PDB kita hanya 100 miliar dollar. Kini
hampir 1 triliun dollar, ekonomi tumbuh dengan cepat. Yang pesimis
selalu melihat negeri ini dengan buruk.
Begitu juga dengan IHSG,
saat itu berada dibawa 300 poin, sekarang setelah 14 tahun kemudian
berada pada poin 4500, luar biasa bukan? Pertumbuhan ekonomi yang luar
biasa ini perlu disadari dan diserap oleh kita semua bahwa Indonesia
ternyata memiliki potensi yang sangat luar biasa. Agar mindset kita
terhadap bangsa ini yang tadinya skeptis berubah menjadi optimis. Karena
sesungguhnya bangsa ini membutuhkan orang-orang yang memiliki sikap
optimis untuk mengatasi persoalan yang tersisa, diantaranya adalah
pengentasan kemiskinan dan pemerataan pertumbuhan pembangunan.
Kesempatan untuk merubah
keadaan itu selalu ada jika ekonomi selalu berkembang dan tumbuh dengan
posisi yang positif. Namun pertumbuhan itu bisa terus dilakukan jika
kita punya pandangan dan sikap yang optimis. Pengalaman krisis yang
melanda bangsa ini telah memberikan pembelajaran kita untuk lebih
teruji dengan kondisi yang sangat buruk dan, ini harus menjadi vitamin
untuk bangkit ke arah yang lebih baik lagi.
Indonesia harus optimis,
Indonesia harus bisa agar bisa sejajar dengan negara-negara maju. Stop
korupsi, stop praktek politik kotor, stop rasa minder sebagai rakyat
Indonesia. Yakinlah kita bisa jika seluruh energi yang ada di negara ini
disatukan untuk pembangunan dan kemajuan bangsa Indonesia.
0 komentar
Posting Komentar