MaulanaZam. Diberdayakan oleh Blogger.

Bagaimana Blog ini menurut Anda ?

Popular Posts

me & wife

me & wife
me & wife

Labels

Jumat, 26 Juli 2013

Orang Indonesia Sekarang Mudah Emosi


Orang-orang Indonesa yang terkenal keramahannya sepertinya sudah harus siap-siap kehilangan identitas keramahannya. Walaupun baru-baru ini Lonely Planet mengeluarkan daftar “Negara-negara Teramah di Dunia” yang diambil dari buku Lonely Planet edisi “1000 Ultimate Experiences”, dimana diantaranya Indonesia masuk ke dalam 10 negara teramah di dunia. Namun kenyataannya kita sebagai warga Negara Indonesia sendiri melihat sesuatu hal yang berbeda.
Kita memang patut bersyukur jika orang lain menilai bangsa kita termasuk yang ramah, ini sebagai dorongan buat kita untuk berperilaku lebih baik lagi sebagai bangsa. Hanya saja penilaian ini perlu juga sebagai bahan koreksi untuk diri kita sendiri.
Realitas yang terjadi sehari-hari, amat sering kita melihat kekerasan yang terjadi pada bangsa ini. Setiap hari kita dijejali informasi dari media massa berita-berita tentang kerusuhan, tawuran, demo dan kekerasan lainnya di berbagai pelosok daerah. Motifnya macam-macam, ada yang tidak jelas karena sekedar tersenggol saja bisa menjadi tawuran antar warga sampai kerusuhan bermotif politik karena para pendukung politik tidak mau kalah karena jagoannya sampai kalah sehingga tidak mendapatkan kursi kekuasaan.
Pelakunya juga beragam dari anak-anak remaja sampai orang tua, dari orang yang tidak berpendidikan sampai yang berpendidikan. Pertanyaannya adalah fenomena seperti apakah sekarang ini? Mengapa orang-orang saat ini mudah sekali emosi, apakah sudah tidak ada lagi kesabaran yang dimiliki oleh orang-orang Indonesia yang terkenal ramah dan santun dalam berperilaku?

Perubahan Perilaku
Peradaban modern satu sisi memberikan kemajuan dan kemudahan bagi kehidupan manusia, namun disisi lain peradaban modern memberikan tekanan hidup yang jauh lebih berat lagi. Tekanan hidup yang semakin berat ini telah memberikan sumbangan untuk perkembangan emosional yang labil untuk manusia saat ini. Akibatnya amat mudah dirasakan jika ada sesuatu yang tidak sesuai maka emosi mudah tersulut dan terprovokasi.
Sekarang ini dengan mudah kita melihat perusakan aset-aset Negara karena demo, tawuran pelajar atau tawuran antar warga, belum lagi persaingan antar elit politik yang menggiring para pengikutnya untuk saling berbenturan dengan pendukung lainnya yang berakibat pembakaran dan perusakan kantor-kantor pemerintah, tentu ini amat memprihatinkan kita semua.
Bisa jadi perubahan perilaku orang-orang Indonesia terjadi karena adanya pergeseran nilai-nilai kehidupan. Sebelumnya nilai-nilai moral dan agama begitu melekat, namun saat ini nilai-nilai itu mulai ditinggalkan sehingga kehilangan pedoman hidup. Ketika seseorang sudah kehilangan pedoman hidupnya maka hidupnya mudah terombang-ambing. Ajaran Islam menyatakan dalam salah satu ayat Al-Qur’an “Jadikanlah sholat dan sabar menjadi penolong mu.” Itu artinya jika setiap diri kita memiliki kesabaran niscaya kegaduhan dan kerusuhan yang terjadi tidak akan pernah ada. Sifat memaklumi lebih menonjol daripada emosi, sehingga akal sehat menjadi panglima bagi tingkah laku kita. Sifat saling memaafkan di kedepankan, akhirnya kehidupan bertoleransi menjadi indah karena dipenuhi oleh orang-orang yang berjiwa pemaaf yang tidak mudah terprovokasi oleh orang lain yang ingin memanfaatkan diri kita untuk melakukan kerusakan dan ketertiban hidup manusia.
Alangkah indahnya jika manusia Indonesia berkembang menjadi manusia yang penuh kasih sayang ditengah-tengah perbedaan-perbedaan kultur dan ideology politik. Manusia yang mampu mengedepankan akal budi daripada hawa nafsu dan emosinya. Dengan begitu pembangunan bangsa Indonesia akan lebih sempurna lagi. Semoga semua pihak bisa bergerak, termasuk media massa sebagai alat pembangun moral manusia mempunyai peran yang sangat strategis.

0 komentar

Posting Komentar