MaulanaZam. Diberdayakan oleh Blogger.

Bagaimana Blog ini menurut Anda ?

Popular Posts

me & wife

me & wife
me & wife

Labels

Selasa, 08 November 2011

Perilaku Korupsi di Indonesia Dalam Prespektif Islam

Bicara tentang Korupsi hampir-hampir saja kita merasa frustasi. Mengapa? karena ada anggapan korupsi mustahil untuk dihilangkan dari negara ini, karena sangat sukar di berantas. Berbagai upaya telah dilakukan baik dengan menciptakan KPK sebagai Lembaga yang fungsinya untuk memberantas korupsi maupun perangkat - perangkat hukum lainnya di negara ini. Namun hasilnya sampai detik ini bangsa Indonesia masih bertengger di papan atas sebagai negara terkorup. Jadi wajar saja muncul sikap-sikap pesimistis dan apatis dalam penyelesaian masalah korupsi tertuntaskan. Transaksi politik dan lemahnya penegakkan hukum memberikan andil yang besar atas ketidaktuntasan masalah korupsi dibangsa ini. Sehingga menambah carut marutnya kehidupan berbangsa dan bernegara. Bangsa ini menjadi kehilangan arah dan limbung karena lemahnya gaya kepemimpinan yang seharusnya menjadi panglima yang hebat untuk menyelesaikan masalah-masalah besar di negara ini.

Disisi lain  ini amat  ironis, korupsi ramai dibicarakan tetapi seringkali pembicaraan itu dihadiri oleh orang-orang yang  lupa atau pura-pura lupa bahwa dirinya sebenarnya bagian dari pelaku tindakan korupsi, apakah itu dalam skala besar maupun kecil. Merana sekali bangsa ini yang telah dengan susah payah dimerdekkan oleh para pahlawan  namun dirusaki oleh orang-orang yang rakus akan harta dan tidak pernah puas dengan apa yang dimilikinya.

Sesungguhnya apa yang menjadi penyebab korupsi terus terjadi ? Ada beberapa sebab terjadinya praktek korupsi. Singh (1974) menemukan dalam penelitiannya bahwa penyebab terjadinya korupsi adalah kelemahan moral (41,3%), tekanan ekonomi (23,8%), hambatan struktur administrasi (17,2
%), hambatan struktur sosial (7,08 %).
Berdasarkan penelitian ini bisa dilihat bahwa penyebab terjadinya korupsi yang paling besar adalah betapa lemahnya moral manusia saat ini. Oleh karenanya perlu adanya kesadaran yang tinggi untuk memikul tanggung jawab serta turut berpartisipasi dalam kontrol sosial dan politik.

Korupsi merupakan dorongan untuk melakukan peyelewengan - penyelewengan untuk kepentingan pribadi. Hal ini disebabkan karena lemahnya moral seseorang yang dengan mudah tergiur oleh hal-hal yang sifatnya duniawiyah. Padahal pelaku korupsi ini menyadari bahwa hal yang diperbuatnya ini adalah melanggar norma-norma agama dan memiliki konsekuensi sanksi azab yang keras dikehidupan kelak, namun karena lemahnya iman dan moral menjadi penyebab dorongan untuk melakukan perbuatan yang tercela ini begitu kuat. Mengapa dorongan ini begitu kuat? mari kita lihat dari perspektif Islam.

 Sabda Rasullah berikut ini:  
"Mencintai dunia itu pangkal setiap kesalahan."
Kecintaan terhadap dunia yang berlebihan adalah pangkal dari segalanya dalam hal kesalahan.  Jadi perbuatan korupsi ini akarnya adalah karena kecintaan manusia terhadap dunia yang begitu tinggi. . Kesenangan terhadap duniawiyah memang terasa menyenangkan dan saat ini menjadi standar hidup yang harus dikejar oleh manusia, tetapi kalau dipikirkan dengan jernih ternyata kesenangan itu hanya sesaat saja. Al-Qur'an menyebut pengaruh duniawiyah ini sebagai kesenangan yang menipu. 
Surat AL Hadiid ; 20
Ketahuilah, bahwa sesungguhnya kehidupan dunia ini hanyalah permainan dan suatu yang melalaikan, perhiasan dan bermegah- megah antara kamu serta berbangga-banggaan tentang banyaknya harta dan anak, seperti hujan yang tanam-tanamannya mengagumkan para petani; kemudian tanaman itu menjadi kering dan kamu lihat warnanya kuning kemudian menjadi hancur. Dan di akhirat (nanti) ada azab yang keras dan ampunan dari Allah serta keridhaan-Nya. Dan kehidupan dunia ini tidak lain hanyalah kesenangan yang menipu 

Sesuai dengan apa yang dijelaskan oleh ayat diatas bahwa sesungguhnya dunia itu adalah kesenangan menipu sudah banyak sekali diketahui dan dipahami oleh umat manusia. Namun mengapa kecenderungan akan godaan duniawiyah dan perilaku-perilaku untuk berbuat korup masih terjadi bahkan malah meningkat? Dalam Al-Qur'an dijelaskan;
Dijadikan indah pada (pandangan) manusia kecintaan kepada apa-apa yang diingini, yaitu: wanita-wanita, anak-anak, harta yang banyak dari jenis emas, perak, kuda pilihan, binatang-binatang ternak dan sawah ladang. Itulah kesenangan hidup di dunia, dan di sisi Allah-lah tempat kembali yang baik (surga). Qs. Ali Imran (14)

Penilaian tentang kehidupan dunia yang begitu tinggi akan menggiring manusia untuk selalu melakukan apa saja termasuk perbuatan korupsi agar keinginan dan nafsunya tercapai. Ini dikarenakan manusia selalu memandang indah kehidupan dunia sehingga kesadaran yang dimilikinya bahwa dunia ini adalah kehidupan sementara dan menipu menguap begitu saja. Mereka berbangga-banggaan akan dunia yang sesungguhnya Allah amat benci kepada manusia yang bangga diri dan sombong, serta melampaui batas.

Tentu semua ini ada solusinya dalam mengatasi tindakan korupsi. Kartono (1983) menyarankan penanggulangan korupsi sebagai berikut :
1.   Adanya kesadaran rakyat untuk ikut memikul tanggung jawab guna melakukan partisipasi politik dan
      kontrol sosial, dengan bersifat acuh tak acuh.
2.   Menanamkan aspirasi nasional yang positif, yaitu mengutamakan kepentingan nasional.
3.   Para pemimpin dan pejabat memberikan teladan, memberantas dan menindak korupsi.
4.   Adanya sanksi dan kekuatan untuk menindak, memberantas dan menghukum tindak korupsi.
5.   Reorganisasi dan rasionalisasi dari organisasi pemerintah, melalui penyederhanaan jumlah departemen,
      beserta jawatan dibawahnya.
6.   Adanya sistem penerimaan pegawai yang berdasarkan “achievement” dan bukan berdasarkan sistem 
      “ascription”.
7.   Adanya kebutuhan pegawai negeri yang non-politik demi kelancaran administrasi pemerintah.
8.   Menciptakan aparatur pemerintah yang jujur
9.   Sistem budget dikelola oleh pejabat-pejabat yang mempunyai tanggung jawab etis tinggi, dibarengi 
      sistem
      kontrol yang efisien.
10. Herregistrasi (pencatatan ulang) terhadap kekayaan perorangan yang mencolok dengan pengenaan  pajak yang tinggi.

Adapun solusi dalam perspektif Islam adalah dengan membangun jiwa untuk selalu dekat kepada Allah. Karena manusia yang selalu dekat dengan Allah, maka akan selalu berusaha menjauhkan diri dari hal-hal yang dibenci oleh Allah. Selanjutnya jangan kita bicara tentang keselamatan jika kita tidak berani untuk berkorban untuk menjauhi hawa nafsu. Oleh karena itu perlu dibangun jiwa sehingga terbangun kesadaran yang tinggi yang di dalamnya ada aktivitas dalam menjaga akal supaya selalu terpelihara dari pengaruh dunia dan selalu lurus kepada Allah.

Akhirnya, kelemahan moral yang menjadi salah satu faktor yang dominan dalam perilaku-perilaku korupsi cara mengatasinya adalah dengan cara mengikuti kembali pada ajaran agama dan diterapkan dengan sebaik-baiknya dalam kehidupan kita sehari-hari. Tanpa itu sepertinya sulit. Dalam skala nasional, pemimpin bangsa ini harus mampu menciptakan karakter beragama pada rakyatnya dan sebagai teladan serta panglima bagi pemberantasan korupsi bukan malah sebagai pelaku atau bagian dari konsipirasi korupsi. Jika hal ini tidak dilakukan maka sulit bagi bangsa ini melepaskan diri dari korupsi.  

Mari kita selalu optimis dan berjuang untuk kebaikan bangsa ini dan berdoa agar bangsa ini selalu melahirkan pemimpin-pemimpin yang amanah layaknya para khalifah jamannya Rasulullah.

 





0 komentar

Posting Komentar