MaulanaZam. Diberdayakan oleh Blogger.

Bagaimana Blog ini menurut Anda ?

Popular Posts

me & wife

me & wife
me & wife

Labels

Selasa, 01 November 2011

Posisi Islam dan Iptek dalam Peradaban


Langkah-langkah cepat dan cerdas Ilmu pengetahuan dan sains yang mengagumkan ternyata memberikan dampak bagi  berbagai dimensi kehidupan, salah satunya adalah dimensi agama.     Ter-erosinya nilai-nilai agama diantara perubahan sistem sosial yang cepat, adalah konsekuensi yang tidak terhindarkan. Era modernisasi,   sebagai mahkotanya   ilmu pengetahuan dan teknologi, lebih diminati sebagai style life daripada nilai-nilai religius yang selama ini diusahakan untuk selalu dipertahankan. Pemisahan antara nilai-nilai luhur dengan style yang berkembang menciptakan sistem sosial baru yang berefek  bagi pergeseran  perilaku, etika dan moralitas.

Pada akhirnya posisi institusi agama termasuk Islam mengalami perubahan dalam pandangan manusia. Agama bukan lagi dianggap sebagai nilai-nilai yang perlu diikuti, karena life style pada peradaban modern saat ini lebih menarik dan sexy untuk diikuti.


Tentu saja melihat realitas yang ada membuat elemen-elemen agama dalam hal ini menjadi lebih sulit. Ia harus lebih kreatif menawarkan ide-ide dan pemikiran-pemikiran yang tidak kaku dan monoton, karena pola-pola pengetahuan saat ini sangat luar biasa. Oleh karenanya pemikiran-pemikiran Islam harus mampu menggoda manusia untuk kembali menekuni ilmu-ilmu beragama yang akan mengantarkan manusia pada proses kehidupan manusia yang sebenarnya.

Sebenarnya berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi merupakan peluang bagi Islam untuk lebih kreatif menyampaikan apa yang menjadi ajarannya. Sebagai hamba yang yakin kita harus mengerti persis bahwa segala sesuatu yang ada di alam semesta ini adalah milik Allah, begitu juga ilmu pengetahuan dan teknologi, tentu itu juga berasal dari ilmu Allah. Artinya, ke-paranoidan terhadap ilmu pengetahuan dan teknologi tidak perlu sampai terjadi, karena yakinlah masih terdapat variabel kearifan ilmiah yang bisa dijadikan fokus  untuk dimanfaatkan dalam pengembangan pemahaman tentang agama, dan khususnya lagi  tentang Tuhan. Banyaknya ayat-ayat Al-Qur’an yang sarat dengan perintah ilmiah memberikan peluang kepada ilmu pengetahuan dan teknologi untuk memainkan peranannya sebagai alat untuk memperluas pengetahuan dalam mengenal Tuhan.

Ini menjadi sebuah bukti, bahwa pada dasarnya  ilmu pengetahuan dan teknologi tidak perlu diposisikan pada posisi yang berseberangan, seperti halnya ilmuwan melakukannya. Bagi Islam, ilmu pengetahuan merupakan instrumen strategis dan proses standar  bagi penganutnya dalam mengkualitaskan ibadah, sikap dan akhlaknya. Sebagaimana yang dijelaskan oleh Al-Qur’an :
Wahai bapakku, sesungguhnya telah datang kepadaku sebahagian ilmu pengetahuan yang tidak datang kepadamu, maka ikutilah aku, niscaya aku akan menunjukkan kepadamu jalan yang lurus. QS. Maryam (19 : 43)

Sayangnya di era modernitas ini, dimana perkembangan intelektual yang semakin bernilai dan diharapkan sebagai panglima dari  pencerahan  dimensi agama, ternyata belum cukup menjadi fasilisator yang baik bagi berkembangnya kualitas pemahaman terhadap agama. Mengapa?  Karena manusia telah larut dengan kenikmatan duniawiyah yang melenakan manusia. Sehingga kehidupan modern hasil dari perwujudan Iptek melalaikan manusia dari nilai-nilai yang perlu dipahami dan diikuti.

Amat disayangkan jika kedinamisan Ilmu pengetahuan dan Teknologi tidak dimanfaatkan untuk  sarana memahami nilai – nilai ke islaman. Seperti yang sudah sering terjadi betapa banyak diantara ilmuwan mengakui kebenaran Al-Qur’an melalui pengamatan ilmu pengetahuan dan teknologi. Seharusnya hal ini menjadi pendorong dan penyemangat bagi umat untuk lebih mendalami Islam sebagai tuntutan hidupnya.

Dengan latar belakang ini, penulis  menyadari bahwa tidak mudah memang bagi kita untuk memahami Islam, sekaligus  dipraktekkan dalam kehidupan kita sehari-hari. Banyak variabel-variabel atau dinding-dinding tebal yang sulit ditembus. Sederhananya sebenarnya dinding itu bernama “pengaruh duniawiyah” dan “bisikan Iblis” yang mampu melenakan manusia dari garis-garis kebenaran yang diajarkan oleh Tuhan.

Dan pengaruh ini bisa kita kikis jika menyadari bahwa kehidupan duniawiyah itu tdaklah bersifat kekal.Ia hanya sementara dan akan kita tinggal ketika ajal menemui kita. Tentu jangan sampai terlupakan permohonan pertolongan kepada Tuhan akan kekuatan untuk mengikis pengaruh tersebut. Karena tanpa pertolongan-Nya manusia akan sulit melepaskan diri dari godaan-godaan yang menggelitik hasrat manusia. Sebagai ikhtiarnya kita harus selalu ingat bahwa ilmu pengetahuan dan teknologi bukan saja sebagai alat untuk memudahkan dan memodernisasi kehidupan manusia, tetapi lebih dari itu justru dapat mendekatkan dirinya kepada Maha Pencipta. Maka gunakanlah ilmu pengetahuan dan Teknologi sebagai alat riset dan teman bagi akal untuk memahami keilmiahan Islam.

0 komentar

Posting Komentar